Berp|sah t|ada...

Aku angankan agar ranting itu tidak patah,
dan daun-daun hijau tidak layu,
gugur kering dan terbang hilang.

Anganku hanya mimpi tidur yang tidak lena,
terjaga bila terasa ada tangan yang seolah ingin di sambut,
seakan-akan ada jemari yang ingin menyatu,
menggenggam erat namun hanya angin sahaja,
tersenyum menyindir menyentak tidur,
terkesima dalam kehibaan yang bertali,
aku tidak layak memiliki.

Walau hanya rindu hembusan dingin,
membawa lara di sapa bayu terpilu,
dia tak pernah mengerti pada cinta,
yang menjadi harapan kasih tak putus,
menyesali adanya cinta tak terkikis,
pada tugu mimpi tak pernah sudah,
berangan dan membina impian.

Dan di langit jingga atas awan terbuka,
adalah rintik-rintik gerimis luluh hati,
turun pada senja tak bermega merah,
dan mendakap rindu tak di balas,
tak di ucap pada tulus hati mengharap,
dan dia tak bisa jadi pelindung,
untuk meneduhkan rumput basah,
yang memisahkan dari lumpur-lumpur,
di pijak kebisuan tak terucap apa-apa.

Aku akur pada kabus egonya yang menebal,
atau dia masih lena bertilamkan mimpi-mimpi aneh,
tak terjaga langsung dan tak menghiraukan.

Aku menanti dan tetap menunggu,
walau bulan menjadi satu dan pilu,
dan mata-mata tajam,
menendang menikam atas anganku,
berpisah rindu yang tak menyatu,
bercerai kasih yang tak bertemu,
pasti tiada.

31 Januari 2005
...Melaka Bandaraya Bersejarah...